Judi Slot Online Jackpot Terbesar

Robot Trading Di Masa Depan

Jika Anda penggemar film fiksi ilmiah, mungkin pernah menonton film tentang umat manusia yang melawan robot, contohnya Terminator. Tidak perlu berfantasi, sebagai trader sebenarnya Anda setiap hari melawan robot. Ya, tidak salah. Sekarang robot trading merupakan trend terbaru di dunia finansial. Dunia trading saat ini didominasi oleh robot dengan kecerdasan buatannya. Hal ini tidak lepas dari perkembangan teknologi yang makin canggih. Artikel ini akan membahas sejarah dimulainya penggunaan robot trading dan bagaimana kita perlu menyikapinya.

APA ITU ROBOT TRADING?

Robot trading sebenarnya suatu bentuk dari automated trading (trading otomatis). Transaksi perdagangan dilakukan sepenuhnya otomatis oleh perangkat lunak dan berdasarkan algoritma pemrograman (sering disingkat algo). Perangkat lunak ini bekerja dengan sendirinya dan manusia hanya melakukan perubahan parameter program. Jangan dibayangkan robot trading seperti dalam fiksi ilmiah, tapi robot trading berwujud software yang berada di server (komputer berkinerja tinggi). Jadi trader masa depan nanti adalah kumpulan server yang menjalankan trading otomatis.

Trader Masa Depan Adalah Server Komputer

Robot trading atau trading otomatis sering disebut sebagai algorithmic trading. Umumnya setiap robot trading memiliki strategi dan algoritma sendiri, yang dibuat oleh pembuatnya. Strategi dan algorima ini disebut blackbox, merujuk pada sifatnya yang rahasia. Sehingga binance bot trading sering juga disebut blackbox trading. Setiap institusi besar yang bermain di pasar keuangan memiliki blackbox-nya masing-masing, contohnya Chameleon (dikembangkan oleh BNP Paribas), Stealth (dikembangkan oleh Deutsche Bank), Sniper dan Guerilla (dikembangkan oleh Credit Suisse).

Trader ritel pun sekarang sudah mulai menggunakan robot trading. Misalnya yang cukup marak dilakukan oleh trader saham dengan software online tradingnya masing-masing. Atau trader forex, komoditas dan indeks dengan Expert Advisor (EA) di MetaTrader.

PERKEMBANGAN ROBOT TRADING

Sejarah perdagangan otomatis di pasar keuangan dimulai pada tahun 1970-an ketika para trader besar mampu melakukan kontrak perdagangan otomatis di Chicago Mercantile Exchange. Langkah selanjutnya dibuat pada tahun 1999 ketika perusahaan internet menciptakan software forex ritel pertama yang didedikasikan untuk individu, yang memberikan trader sarana untuk membeli dan menjual mata uang langsung di pasar forex.

Sekarang robot trading bisa menerima berita dari pasar dan algoritma dapat mengidentifikasi peluang pasar, membuat membeli keputusan beli atau jual dan memprosesnya dalam hitungan hanya milidetik. Jadi bahkan sebelum Anda mendapatkan kesempatan untuk membaca berita, robot trading sudah melangkah di pasar.

Perkembangan penggunaan robot trading sangat cepat. Sepertiga dari semua perdagangan saham Uni Eropa dan Amerika Serikat pada tahun 2006 dilakukan oleh robot trading. Hanya dalam selang waktu 3 tahun, pada tahun 2009 penggunaan robot trading menjadi sekitar 60-70% dari seluruh volume perdagangan saham di AS. Menurut data, sekarang robot trading digunakan pada 80% lebih dari transaksi perdagangan finansial, mulai dari saham, forex, komoditas, futures dan sebagainya. Semua pemain utama, seperti bank, dana investasi, dan institusi finansial sudah menggunakan robot untuk trading. Boleh dibilang satu-satunya jenis trading yang masih manual dilakukan oleh trader dan investor ritel.

Di Indonesia pun, kecenderungan penggunaan robot trading diperkirakan akan semakin meluas, seiring dengan meningkatnya pemakaian software online trading.

KELEBIHAN ROBOT TRADING

Ada beberapa keuntungan dari penggunaan robot trading:

Keuntungan yang paling penting dari robot trading adalah penghapusan total unsur psikologis yang terlibat dalam trading. Sehingga pada dasarnya diharapkan robot trading bisa menghilangkan kesalahan manusia (human error).
Keuntungan yang kedua, adalah volume transaksi dalam jumlah besar yang dapat dibuat dan terus menerus. Robot trading dapat melakukan transaksi terus-menerus pada semua pasar, menerapkan algoritma yang sama berulang-ulang, tanpa jeda.
Keuntungan yang ketiga adalah kecepatan. Robot trading mampu mengeksekusi transaksi dengan sangat cepat. Bila dianalogikan seperti kecepatan elektron. Waktu pertama kali robot trading diperkenalkan, faktor kecepatan menjadi kelebihan. Tapi seiring semakin banyaknya pengguna robot trading, faktor kecepatan tidak lagi menjadi keuntungan yang utama.

DAMPAK PENGGUNAAN ROBOT TRADING

Penggunaan robot trading menciptakan perdagangan dengan ciri khas yaitu trading frekuensi tinggi (High Frequency Trading atau HFT). Robot trading melakukan transaksi dalam volume besar secara terus menerus setiap saat. Umumnya HFT hanya mencari keuntungan kecil, tapi dalam volume yang besar.

Karena volume trading yang dilakukan sangat besar, bila terjadi kesalahan dalam transaksi maka bisa berakibat dahsyat. Sebagai contoh ada dua kasus fatal dalam penggunaan trading otomatis:

Flash Crash. Pada tanggal 6 Mei 2010, bursa saham AS mengalami penurunan tajam. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 9% atau 1.000 poin hanya dalam hitungan menit.
Knight Capital. Pada 1 Agustus 2012, algoritma milik Knight Capital Group menimbulkan kekacauan di pasar saham. Akibatnya Knight Capital merugi hingga empat kali laba bersihnya di tahun 2011.

APAKAH KITA PERLU MENGGUNAKAN ROBOT TRADING?

Pada bulan Maret 2014, Virtu Financial, sebuah perusahaan HFT, melaporkan bahwa selama lima tahun berhasil melakukan 1277 trading yang menguntungkan dari 1.278 hari. Jadi Virtu hanya loss dalam satu hari dalam 5 tahun. Klaim yang diberikan oleh Virtu boleh jadi mengindikasikan bahwa robot trading bisa menguntungkan.

Tapi tidak semua robot trading bisa menguntungkan. Supaya robot trading bisa menguntungkan harus memiliki dua syarat: 1. Algoritma yang hebat. 2 Server yang sangat cepat.

Sebagai trader ritel kita tidak memiliki dua syarat tersebut. Server yang cepat sangat mahal. Algoritma yang lebih hebat dari milik para institusi juga sulit dibuat. Perlu kemampuan intelektual dan biaya sangat tinggi untuk riset dalam membuat algoritma tersebut. Jangan dibandingkan algoritma milik institusi besar itu seperti robot trading ecek-ecek yang dibagikan gratis atau dijual murah meriah di internet. Kalau yang seperti itu, bisa jadi malah akhirnya membuat trader rugi.

Menurut saya, walaupun robot trading semakin marak, tapi pada dasarnya semuanya merupakan perpanjangan dari emosi manusia. Psikologi manusia masih berperan besar di pasar. Dan psikologi tersebut membuat pasar tidak mudah ditebak bahkan oleh algoritma paling canggih sekalipun. Jadi selalu ada kesempatan bagi kita, para trader dinosaurus yang mulai punah, yaitu yang masih trading secara manual untuk meraih keuntungan dari pasar.

Comments are Closed